Sunday, 25 January 2015

Manajemen konflik



Manajemen konflik 

menurut wood, walace, zeffane, svhermhorn, hunt, (1998:580)
                Yang di magsud komflik di dalam ruang lingkup organisasi adalah sitasi  dimna lebih dari satu orang tidak setuju terhadap suatu permasalahan yang menyangkut kepentingan organisasi dan/dengan timbulnya permasalahan yang menyangkut kepentingan organisasi dan  timbulnya perasaan permusuhan satu dengan yang lainnya.
Ciri-ciri konflik Menurut wijono (1993:37)sebagai berikut :

1.       Setidaknya ada dua pihak secara perseorangan maupun kelompok yang terlibat dalam suatu interaksi yang saling bertentangan.
2.       Paling tidak timbul pertentangan antara dua pihak secara perseorangan maupun kelompok mencapai tujuan, meemainkan peran dan ambisius, atau adanya nilai-nilai  atau norma yang saling berlawanan.
3.       Munculnya interaksi yang seringkali di tandai oleh gejala-gejala perilaku yang di rencanakan untuk saling menindakan, mengurangi dan menekan pihak lain agar dapat memperoleh keuntungan seperti status, jabatan dan tanggung jawab,pemenuhan berbagai macam fisik yaitu : sandang, papan dan pangan.
4.       Munculnya tindakan yang saling berhadap-hadapan sebagai akibatnya pertentangan yang berlarut-larut.
5.       Munculnya ketidak seimbangan akibat dari usaha masing-masing pihak yang terkait dengan kedudukan, status sosial, pangkat, golongan, kewibawaan, kekuasaan, harga diri, prestasi dan sebagainya.
Tahapan-tahapan perkembangan ke arah terjadinya konflik
1.       Konflik masih tersembunyi berbagai macam kondisi emosional yang di rasakan sebagai hal yang biasa dan tidak di persoalkan sebagai hal yang mengganggu dirinya.
2.       Konflik yang mendahului (attecedent condtion) tahap perubahan apa yang di rasakan secara tersembunyi yang belum menganggu dirinya, kelompok atau organisasi secara keseluruhan, seperti timbulnya tujuan dan nilai yang berbeda, perbedaan peran, pendapat dan sebagainya.                                                                                
3.       Konflik yang dapat diamati yaitu (perceived condition) dan koflik yang dapat di rasakan yaitu (felt confict) sebagai akibat atencedent condition yang tidak terselesaikan.
4.       Konflik terlihat secara terwujud yaitu dalam prilaku (manifest behavior) upaya untuk mengantisipasi timbulnya: individu, kelompok atau organisasi cenderung melakukan berbagai mekanisme pertahan diri melalui perilaku.
5.       Penyelesaian atau tekanan konflik pada tahap ini yaitu ada dua tindakan yang perlu di ambil terhadap suatu konflik, yaitu penyelesaian konflik dengan berbagai strategi atau malah sebaliknya di tekan.
6.       Akibat penyelesaian konflik jika konflik di selesaikan dengan efektif dengan stratregi yang tepat maka bisa berdamak negatif tehadap kedua belah pihak sahingga mempengaruhi produktivitas kerja.

No comments:

Post a Comment