Manajemen konflik
menurut wood,
walace, zeffane, svhermhorn, hunt, (1998:580)
Yang di magsud komflik di dalam
ruang lingkup organisasi adalah sitasi
dimna lebih dari satu orang tidak setuju terhadap suatu permasalahan
yang menyangkut kepentingan organisasi dan/dengan timbulnya permasalahan yang
menyangkut kepentingan organisasi dan
timbulnya perasaan permusuhan satu dengan yang lainnya.
Ciri-ciri konflik
Menurut wijono (1993:37)sebagai berikut :
1. Setidaknya ada dua pihak secara perseorangan maupun kelompok yang
terlibat dalam suatu interaksi yang saling bertentangan.
2. Paling tidak timbul pertentangan antara dua pihak secara perseorangan
maupun kelompok mencapai tujuan, meemainkan peran dan ambisius, atau adanya
nilai-nilai atau norma yang saling
berlawanan.
3. Munculnya interaksi yang seringkali di tandai oleh gejala-gejala
perilaku yang di rencanakan untuk saling menindakan, mengurangi dan menekan
pihak lain agar dapat memperoleh keuntungan seperti status, jabatan dan
tanggung jawab,pemenuhan berbagai macam fisik yaitu : sandang, papan dan
pangan.
4. Munculnya tindakan yang saling berhadap-hadapan sebagai akibatnya
pertentangan yang berlarut-larut.
5. Munculnya ketidak seimbangan akibat dari usaha masing-masing pihak yang
terkait dengan kedudukan, status sosial, pangkat, golongan, kewibawaan,
kekuasaan, harga diri, prestasi dan sebagainya.
Tahapan-tahapan perkembangan ke arah terjadinya konflik
1. Konflik masih tersembunyi berbagai macam kondisi emosional yang di
rasakan sebagai hal yang biasa dan tidak di persoalkan sebagai hal yang
mengganggu dirinya.
2. Konflik yang mendahului (attecedent condtion) tahap perubahan
apa yang di rasakan secara tersembunyi yang belum menganggu dirinya, kelompok
atau organisasi secara keseluruhan, seperti timbulnya tujuan dan nilai yang
berbeda, perbedaan peran, pendapat dan sebagainya.
3. Konflik yang dapat diamati yaitu (perceived condition) dan koflik yang
dapat di rasakan yaitu (felt confict) sebagai akibat atencedent
condition yang tidak terselesaikan.
4. Konflik terlihat secara terwujud yaitu dalam prilaku (manifest
behavior) upaya untuk mengantisipasi timbulnya: individu, kelompok atau
organisasi cenderung melakukan berbagai mekanisme pertahan diri melalui
perilaku.
5. Penyelesaian atau tekanan konflik pada tahap ini yaitu ada dua tindakan
yang perlu di ambil terhadap suatu konflik, yaitu penyelesaian konflik dengan
berbagai strategi atau malah sebaliknya di tekan.
6. Akibat penyelesaian konflik jika konflik di selesaikan dengan efektif
dengan stratregi yang tepat maka bisa berdamak negatif tehadap kedua belah
pihak sahingga mempengaruhi produktivitas kerja.
No comments:
Post a Comment